Sebuah kisah dari masa lalu, saat seorang teman menyindir kelakuan saya. Ya saat itu sebenarnya saya hanya berusaha mencairkan suasana dengan mengejek teman yang lain. Tapi karena keadaan saat itu yang benar-benar sedang tegang, hal tersebut malah memancing amarah teman yang lain, malah orang lain yang tersindir habis dengan
joke saya. Kemudian dia melakukan sindiran super pedas, tepatnya bukan sindiran tapi
straight punch kepada saya...
Sebenarnya saya sendiri tidak masalah dengan ”
straigh punch”nya saat itu. Maklum saja, meskipun sebaya tapi kami memang memiliki style yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Style yang lebih condong urakan (
street fighter, ane bilang) bertemu dengan style yang cenderung elegan. Tapi saat kami bertemu lagi, kadang kata-kata ”sindiran” yang sama masih sering di lontarkan. Saya sendiri cenderung defensif jika menghadapi kondisi seperti itu agar tidak terlalu merusak suasana.
Konsep Saling Menghargai Yang Saya Anut
“Saya menghargai anda, tapi saya tidak akan memuji-muji anda bak dewa sebagai bentuk penghargaan saya, karena saya percaya anda dapat melakukan lebih dari apa yang anda lakukan sekarang”
Begitulah prinsip saya saat saya berhadapan dengan seseorang yang memiliki prestasi lebih, terutama di usia muda. Saya tidak akan lantas menunjukkan bahwa saya benar-benar menghargainya setinggi langit. Kenapa? Karena saya ingin mendukung dia agar makin terus berkembang.
Faktanya adalah bahwa saya hidup di lingkungan Budaya Jawa yang sangat kental. Bukan mau menyombongkan diri, tetapi semua orang dilingkungan saya tahu bahwa saya adalah seorang pemuda yang sangat menghargai orang2 tua di sekitar lingkungan saya. Mengapa?? Karena orang tua layak mendapatkan itu. Kenapa layak? Karena mereka telah melewati zaman keemasan mereka. Mereka telah mencapai puncak dari apa prestasi yang bisa mereka raih.
Dan apapun puncak yang mereka raih itu, bagaimanapun kondisinya sekarang, kita harus menghargai semua itu. Karena mungkin jika mereka tidak mencapai hal itu, kita tidak akan seperti sekarang ini. Apa ada sesuatu yang bisa ditangkap dari pernyataan itu? Ya, bahwa kita sebagai makhluk sosial sangat tergantung dengan orang lain.
Lalu apakah seorang pemuda tidak layak mendapatkan itu? Jawabannya pasti layak dan sangat layak. Akan tetapi perlu diingat bahwa seorang pemuda adalah sebuah bibit pembaharu yang masih akan terus berkembang, dia adalah Calon Pemimpin Bangsa. Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu memujinya.
Pujian, penghargaan itu penting, bahkan sangat penting. Tetapi penghargaan dan pujian yang terlalu tinggi hanya akan membuat orang tinggi hati. Orang yang tinggi hati akan cenderung meremehkan sesuatu, sehingga dia akan lengah. Dan, seperti tanaman yang terlalu banyak diberi pupuk maka dia akan kerdil atau bahkan mati.
Bagaimanapun, saya pasti menghargai orang lain. Tapi kadang saya harus menyembunyikan hal tersebut karena saya ingin dia berkembang lebih besar, dan lebih tinggi kawan. Karena pertempuran sebenarnya, masih belum kami jalani. Karena pertarungan kami belum juga dimulai...
Mungkin kamu berpedoman pada tuntunan di negeri seberang. Tapi mungkin kamu juga tidak pernah mengetahui tuntunan dari negeri kamu sendiri, yang jauh lebih sempurna dan sarat akan muatan kearifan lokal. Dan Orang-orang tua kita telah menciptakan suatu role model untuk menciptakan seorang pemimpin yang tangguh itu?? Dan semua itu diawali dengan kata yang bermakna generasi pembaharu itu...