Sebenarnya saya sendiri tidak masalah dengan ”straigh punch”nya saat itu. Maklum saja, meskipun sebaya tapi kami memang memiliki style yang sangat berbeda bagai bumi dan langit. Style yang lebih condong urakan (street fighter, ane bilang) bertemu dengan style yang cenderung elegan. Tapi saat kami bertemu lagi, kadang kata-kata ”sindiran” yang sama masih sering di lontarkan. Saya sendiri cenderung defensif jika menghadapi kondisi seperti itu agar tidak terlalu merusak suasana.
Konsep Saling Menghargai Yang Saya Anut
“Saya menghargai anda, tapi saya tidak akan memuji-muji anda bak dewa sebagai bentuk penghargaan saya, karena saya percaya anda dapat melakukan lebih dari apa yang anda lakukan sekarang”
Begitulah prinsip saya saat saya berhadapan dengan seseorang yang memiliki prestasi lebih, terutama di usia muda. Saya tidak akan lantas menunjukkan bahwa saya benar-benar menghargainya setinggi langit. Kenapa? Karena saya ingin mendukung dia agar makin terus berkembang.
Faktanya adalah bahwa saya hidup di lingkungan Budaya Jawa yang sangat kental. Bukan mau menyombongkan diri, tetapi semua orang dilingkungan saya tahu bahwa saya adalah seorang pemuda yang sangat menghargai orang2 tua di sekitar lingkungan saya. Mengapa?? Karena orang tua layak mendapatkan itu. Kenapa layak? Karena mereka telah melewati zaman keemasan mereka. Mereka telah mencapai puncak dari apa prestasi yang bisa mereka raih.
Dan apapun puncak yang mereka raih itu, bagaimanapun kondisinya sekarang, kita harus menghargai semua itu. Karena mungkin jika mereka tidak mencapai hal itu, kita tidak akan seperti sekarang ini. Apa ada sesuatu yang bisa ditangkap dari pernyataan itu? Ya, bahwa kita sebagai makhluk sosial sangat tergantung dengan orang lain.
Lalu apakah seorang pemuda tidak layak mendapatkan itu? Jawabannya pasti layak dan sangat layak. Akan tetapi perlu diingat bahwa seorang pemuda adalah sebuah bibit pembaharu yang masih akan terus berkembang, dia adalah Calon Pemimpin Bangsa. Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu memujinya.
Pujian, penghargaan itu penting, bahkan sangat penting. Tetapi penghargaan dan pujian yang terlalu tinggi hanya akan membuat orang tinggi hati. Orang yang tinggi hati akan cenderung meremehkan sesuatu, sehingga dia akan lengah. Dan, seperti tanaman yang terlalu banyak diberi pupuk maka dia akan kerdil atau bahkan mati.
Bagaimanapun, saya pasti menghargai orang lain. Tapi kadang saya harus menyembunyikan hal tersebut karena saya ingin dia berkembang lebih besar, dan lebih tinggi kawan. Karena pertempuran sebenarnya, masih belum kami jalani. Karena pertarungan kami belum juga dimulai...
Mungkin kamu berpedoman pada tuntunan di negeri seberang. Tapi mungkin kamu juga tidak pernah mengetahui tuntunan dari negeri kamu sendiri, yang jauh lebih sempurna dan sarat akan muatan kearifan lokal. Dan Orang-orang tua kita telah menciptakan suatu role model untuk menciptakan seorang pemimpin yang tangguh itu?? Dan semua itu diawali dengan kata yang bermakna generasi pembaharu itu...
Pemuda harus diuji dengan kerja keras tanpa gaji dan tanpa penghargaan yang memadai
Jika lulus, kemudian dia harus diuji dengan uang
Jika dia terbukti jujur (dengan ujian uang), maka berikutnya adalah mengujinya dengan lawan jenis
Jika dia tidak hanyut dalam pergaulan yang menyimpang, maka berikutnya dia harus bertempur di medan perang sebenarnya ( Masyarakat)
(Nitisastra)
Ya, ujian bagi seorang pemuda adalah penghargaan yang kurang memadai. Apakah kamu bisa lulus dari ujian itu? Diri kitalah yang akan menjawabnya sendiri. Kemudian dia harus diuji dengan harta, dan terakhir dia harus diuji dengan wanita. Penghargaan, Harta dan Wanita kawan, ujian sebelum dia terjun ke Medan perang yang sebenarnya.
Lalu apakah dengan ujian2 yang pernah dia lalui dia akan mulus melewati medan perang? Tentu saja tidak, karena godaan yang akan datang di medan perang jelas jauh lebih hebat dan jauh lebih berat. Keinginan untuk memperoleh status sosial dan penghormatan dari masyarakat luas, godaan harta yang sekarang bertambah dengan tahta dan wanita tentu saja akan jauh lebih hebat.
Banyak fakta di negeri ini yang menggambarkan bahwa mereka yang dihimpit berbagai macam kasus, mulai dari penyalahgunaan wewenang, KKN, dan pelecehan seksual, dahulunya adalah orang-orang yang pada saat mudanya adalah orang-orang yang sangat bergelimang prestasi dan sangat idealis. Tetapi karena dorongan dari dalam diri mereka sebagai individu dan potensinya (Id dan Superego, Sigmund Freud), maka dengan adanya status yang mereka miliki, menimbulkan semacam pemikiran untuk memperkaya diri sendiri secara materiil.
Semoga kamu tahu mengapa saya hanya diam dengan serangan-serangan yang dilancarkan selama ini. Bukan saya tidak tahu dengan makna sindiran, tapi karena kita masih sama-sama harus belajar. Belajar untuk meningkatkan kekuatan kita masing-masing, belajar saling menghargai dan belajar menahan diri. Terutama sekali aku kawan. Aku belajar banyak darimu tentang pengendalian diri itu...
Dan aku tahu, kamu ada diatasku. Dan kamu akan jauh lebih berkembang daripada aku. Suatu saat, kamu akan menjadi seorang pemimpin yang sangat tangguh. Saat itu, kamu akan membawa kita dan saudara2 kita menuju perubahan yang jauh lebih baik...
Dari sahabatmu yang sangat menghargai dan menghormatimu)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar