Beberapa hari lalu, kita yang setia membaca media online mungkin akan melihat adanya berita mengenai penemuan novel "porno" dibeberapa sekolah dasar. Awalnya saya nggak terlalu ngeh juga mengenai hal tersebut. Namun, saya mulai memperhatikan hal tersebut ketika ada berita mengenai ikut turun tangannya satuan intel untuk menyelidiki asal muasal novel-novel tersebut. Namun ketertarikan saya hanya sekedar pada keterlibatan Intel yang mungkin seharusnya belum perlu terlibat dalam masalah tersebut karena saya rasa dinas terkait pun masih bisa mengatasinya. Saya berpikir, kurang kerjaan banget intel ngurusi yang kayak gituan, emang udah kagak ada kerjaan lain apa.
Sruni Squad 2011 |
Saya makin tertarik saat seorang teman di Facebook men-share artikel dari site milik Afifah afra mengenai bantahan mengenai isi buku yang dianggap porno tersebut. Waah, dari sini saya mulai lebih serius memperhatikan berita ini. Pasalnya Mbak Afifah Afra sepengetahuan saya masih berhubungan dengan penerbit Indiva. Nah ceritanya dulu nih, waktu saya KKN di Merapi bareng Panca, Aldilla, Chandra, Erwinda, Yunisa, Hasna, dan Gerard kami mendapat bantuan buku dari Penerbit Indiva. Kebetulan salah satu yang mengambil bukunya saya, and waktu lagi ngambil buku saya banyak mendapat cerita mengenai Afifah Afra ini. Terimakasih ya Penerbit Indiva, bukunya bagus looh bahkan trio Sruni yang tiga tengah itu, sampe pengen bawa pulang buku2nya, hahahaha....
Sebagian artikel di websitenya Afifa Afra tersebut mengutip artikel dari Orasakobere (ini blognya orang Gombong :) bertanggal 14 Mei 2012, atau sekitar satu bulan sebelum artikel di website Afifa Afra dimuat. Dan artikel di website Afra dibuat pada saat media massa ramai memberitakan masalah "novel porno" ini. Kronologis mulai ramainya pemberitaan ini adalah kehebohan yang terjadi setelah FGII menemukan beberapa eksemplar novel ini di Bandung. Hal ini berlangsung satu bulan setelah artikel dari Orasakobere diterbitkan. Media online nasional mulai mengangkat berita ini sekitar tanggal 8 Juni 2012. Dalam artikel website Afifah Afra tertanggal 12 Juni 2012 disebutkan "Tanpa konfirmasi dan membaca isi buku tersebut, mendadak bertebaran status-status di FB, Twitter, dan juga artikel-artikel di blog-blog yang menuding bahwa "Ada Duka di Wibeng" adalah buku porno. Ketika saya men-search "Ada Duka Di Wibeng Buku Porno di Google" dalam waktu 0,35 detik, ada 3,260 entry".
Dari sepenggal cerita diatas dapat kita simpulkan bahwasannya ramainya permasalahan "novel porno" yang kemudian menjadi "fenomena" di masyarakat dan dunia maya, lebih besar karena pemberitaan media on-line. Sehingga wajar apabila kemudian banyak status FB dan Twit yang menelan mentah-mentah pemberitaan media online. Namun, semua itu sudah berlalu, saya kira kita sebagai masyarakat sekarang ini harus sudah mengintrospeksi diri kita sendiri. Kita harus tahu bahwa tidak semua berita yang ada di media adalah kenyataan. Pemberitaan di media sekarang ini telah didominasi oleh wacana-wacana pribadi dan golongan yang tidak saja bisa menyesatkan kita secara personal, namun juga bisa menyesatkan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, kita harus lebih hati-hati dalam mencerna berita pada masa mendatang, apalagi kalo hanya dari media online.
Ok, diluar permasalahan yang saya kira sudah hampir selesai, karena pernyataan FGII juga saya kira sudah mulai melunak dan tidak lagi mendiskreditkan penulis lagi. Saya melihat beberapa permasalahan mendasar yang layak di cermati.
TERUS MASALAH Lo APA X???
Yang sangat saya sesalkan adalah keterlibatan INTEL tadi. Mengapa Intel yang seharusnya melakukan gerakan yang senyap malah ikut nimbrung dan memperkeruh suasana??? Sedemikian goblog kah Intel kita untuk terjun ke sebuah masalah tanpa memahami dulu apa yang sedang dihadapi masyarakat? Apakah sebegitu tololnya mereka untuk menimbulkan friksi dan keresahan yang lebih besar dalam masyarakat. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan yang besar di benak kita (saya sih sebenarnya), apa benar ini adalah Intel sebuah negara yang berkali-kali menembak mati "teroris"???
ayo dong, belajar professional wahai para intel. Jangan jadikan sebagian orang jadi pengalih isu carut marutnya kinerja kalian dong ah, khan jadi makin malu kalo kejadiannya kek gini, ketahuan banget amatirnya. Atau jangan-jangan bener nih karena sebagian besar petingginya sekolah di AS, pada mau nyerang penulis-penulis Muslim??? Hahahhahaha.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar